KATA
PENGANTAR
“Om
Swatyastu”
Puji syukur saya panjatkan kehadapan
Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat rahmatnyalah saya dapat menyelesaikan
paper ini tepat pada waktunya dan sebagaimana mestinya, dimana paper ini
merupakan pemenuhan tugas “Strategi
Pembelajaran”
Saya menyadari bahwa paper ini masih
jauh dari sempurna, namun saya telah berusaha semaksimal mungkin, dan saya
berharap paper ini dapat diteima dengan baik, tentunya juga saya berharap paper
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, untuk menambah wawasan tentang Strategi
Pembelajaran.
“Om
Santih , Santih, Santih,Om”
Bangli,11
Desember 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar blakang
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Sehingga strategi pembelajaran mengacu kepada pengertian
sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk
mencapai tujuan. Komponen dari strategi pembelajaran itu sendiri antara lain
tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber
pelajaran dan evaluasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus
diorganisasikan sehingga antar sesama komponen terjadi kerjasama. Karena itu
guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu saja, tetapi
harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.
Strategi pembelajaran efektif
pada umumnya menghadapkan siswa pada situasi yang mengandung konflik atau
situasi yang problematis. Melalui situasi ini diharapkan siswa dapat mengambil
keputusan berdasarkan nilai yang dianggapnya baik.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah masalah yang saya
bahas dalam paper ini yaitu
1.2.1 Apa pengertian dari strategi
pembelajaran?
1.2.2 Bagaimana pengelolaan kelas
dalam strategi pembelajaran?
1.2.3 Apa saja jenis-jenis dari
strategi pembelajaran itu?
1.3 Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan paper
ini yaitu:
1.3.1 U ntuk mengeahui pengertian dari
staregi pembelajaran
1.3.2 Untuk
mengetahui pengelolaan kelas dalam strategi pembelajaran.
1.3.3 Untuk
mengetahui jenis-jenis strategi pembelajaran.
1.4 Metode penulisan
Adapun metode
penulisan yang saya pergunakan dalam menyusun paper ini adalah metode
kepustakaan, dimana di dalam penyusunan ini tidak terlepas dari
refrensi-refrensi dari buku maupun media elektronik lainnya yaitu
internet. Dengan mencari data-data
melalui beberapa media informasi agar lebih menunjang penyusunan paper ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1.2.1 Pengertian Strategi
pembelajaran
Strategi Pembelajaran -
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan
dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikn sebagai pola-pola umum
kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan.
Dalam dunia pendidikan, strategi
diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2007 : 126).
Kemp
(1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dari pendapat tersebut, Dick and
Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set
materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk
menimbulkan hasil belajar pada siswa (Sanjaya, 2007 : 126).
Dari pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana
tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metide dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa
di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana
kerja belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan
tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi
adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran,
pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam
upaya pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang
jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
Menurut Djamarah (2002
: 5-6) ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal
sebagai berikut:
- Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi
dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik
sebagaimana yang diharapkan.
- Memilih sistem pendekatan belajar mengajar
berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
- Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan
teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga
dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan
mengajarnya.
- Menetapkan norma-norma dan batas minimal
keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan dapat dijadikan
pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar
yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem
instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Dari batasan di
atas, dapat digambarkan bahwa ada empat pokok masalah yang sangat penting yang
dapat dan harus dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar agar dapat berhasil sesuai dengang yang diharapkan.
Pertama, dapat dilihat
bahwa apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar mengajar.
Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah, oleh karena itu maka tujuan dari
pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga mudah dipahami
oleh anak didik.
Kedua, memilih cara
pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk
mencapai sasaran. Dan disini dapat dilihat bahwa bagaimana cara seorang guru
memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang harus digunakan
oleh seorang guru dalam memecahkan masalah suatu kasus, akan mempengaruhi
hasilnya.
Ketiga, memilih dan
menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling
tepat dan efektif. Metode dan teknik penyajian untuk memotivasi anak didik agar
mampu menerapkan pengetahuan dan pengalaman untuk memecahkan masalah.
Keempat, menerapkan
norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang
dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan
tugas-tugas yang telah dilakukannya. Sehingga suatu program baru bisa diketahui
keberhasilannya setelah dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam kegiatan
belajar mengajar merupakan salah satu strategi yang tidak bisa dipisahkan
dengan strategi dasar yang lain.
1.2.2 Pengelolaan Kelas Dalam Strategi Pembelajaran
Kegiatan guru
didalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola kelas.
Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai
tujuan-tujuan seperti menelaah kebutuhan-kebutuhan siswa, menyusun rencana
pelajaran, menyajikan bahan pelajaran kepada siswa, mengajukan pertanyaan
kepada siswa, menilai kemajuan siswa adalah contoh-contoh kegiatan mengajar.
Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana
(kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat berlangsung secara efektif dan
efisien. Memberi ganjaran dengan segera, mengembangkan hubungan yang baik
antara guru dan siswa, mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok
adalah contoh-contoh kegiatan mengelola kelas. Guru-guru harus mampu membedakan
kedua permasalahan itu dan menemukan pemecahannya secara tepat. Amat sering
terjadi guru-guru menangani masalah yang bersifat pengajaran dengan pemecahan
yang bersifat pengelolaan dan sebaliknya. Misalnya, seorang guru berusaha
membuat penyajian pelajaran lebih menarik agar siswa yang sering tidak masuk
menjadi lebih tertarik untuk menghadiri pelajaran itu, padahal siswa tersebut
tidak senang berada di kelas itu karena dia merasa tidak diterima oleh
kawan-kawannya. Pemecahan seperti ini tentu saja tidak tepat. “Membuat
pelajaran lebih menarik” adalah permasalahan pengajaran, sedangkan “diterima
atau tidak diterima oleh kawan” adalah permasalahan pengelolaan. Masalah
pengajaran harus ditangani dengan pemecahan yang bersifat pengajaran dan
masalah pengelolaan harus ditangani dengan pemecahan yang bersifat pengelolaan.
Dalam kenyataan sehari-hari kedua jenis kegiatan itu menyatu dalam kegiatan
atau tingkah laku guru sehingga sukar dibedakan. Namun demikian, pembedaan
seperti itu amat perlu, terutama apabila kita ingin menanggulangi secara tepat
permasalahan yang berkaitan dengan kelas.
Untuk dapat
menangani masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif guru harus mampu:
1.Mengenali secara tepat berbagai jenis masalah pengelolaan kelas baik yang
bersifat perorangan maupun kelompok 2.Memahamipendekatan mana yang cocok dan
tidak cocok untuk jenis masalah tertentu; 3.Memilih dan menetapkan pendekatan
yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang dimaksud.
Ada dua jenis
masalah pengelolaan kelas, yaitu yang bersifat perorangan dan yang bersifat
kelompok. Penggolongan masalah perorangan ini didasarkan atas anggapan dasar
bahwa tingkah laku manusia itu mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Setiap individu
memiliki kebutuhan dasar untuk memiliki dan untuk merasa dirinya berguna. Jika
seorang individu gagal mengembangkan rasa memiliki dan rasa dirinya berharga
maka dia akan bertingkah laku menyimpang. Ada empat jenis penyimpangan tingkah
laku, yaitu tingkah laku menarik perhatian orang lain, mencari kekuasaan,
menuntut balas dan memperlihatkan ketidakmampuan. Keempat tingkah laku ini
diurutkan makin lama makin berat.Sedangkan Masalah Kelompok, dikenal adanya
tujuh masalah kelompok dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas:
1. Kekurang-kompakan
2. Kekurangmampuan
mengikuti peraturan kelompok
3. Reaksi
negatif terhadap sesama anggota kelompok
4. Penerimaan
kelas (kelompok) atau tingkah laku yang menyimpang
5. Kegiatan
anggota atau kelompok yang menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan,
berhenti melakukan kegiatan atau hanya meniru-niru kegiatan orang (anggota)
lainnya saja
6. Ketiadaan
semangat, tidak mau bekerja, dan tingkah laku agresif atau protes
7. Ketidakmampuan
menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. Salah satu cara yang tepat
dalam menghadapi suatu permasalahan pengelolaan kelas terutama dengan anak –
anak didik adalah dengan menggunakan suatu pendekatan.
Pendekatan
pertama ialah dengan menerapkan sejumlah “larangan dan anjuran” misalnya:
1. Jangan
menegur siswa di hadapan kawan-kawannya
2. Dalam
memberikan peringatan kepada siswa janganlah mempergunakan nada suara yang
tinggi;
3. Bersikaplah
tegas dan adil terhadap semua siswa
4. Jangan
pilih kasih
5. Sebelum
menghukum siswa, buktikanlah terlebih dahulu bahwa siswa itu bersalah
6. Patuhlah
pada aturan-aturan yang sudah anda tetapkan.
Dalam menghadapi masalah-masalah pengelolaan
kelas, pemakaian pendekatan proses kelompok didasarkan atas pertimbangan bahwa
tingkah laku yang menyimpang pada dasarnya bukanlah peristiwa yang menimpa
seorang individu yang kebetulan menjadi anggota kelompok kelas tertentu, namun
adalah peristiwa sosial yang menyangkut kehidupan kelompok dimana individu itu
menjadi anggotanya. Teori pengubahan tingkah laku berpendapat bahwa penguasaan
tingkah laku tertentu sejalan dengan usaha belajar yang hasil-hasilnya akan
memperoleh ganjaran, bahwa penampilan tingkah laku yang dimaksudkan itu akan
menghasilkan penguatan tertentu. Teori ini pada dasarnya mengatakan bahwa semua
tingkah laku, baik tingkah laku yang disukai ataupun yang tidak disukai, adalah
hasil belajar.
Tujuan utama
bagi guru yang menangani tingkah laku yang menyimpang itu ialah membantu
kelompok itu bertanggungjawab atas perbuatan anggota-anggotanya dan pengelolaan
kegiatan kelompok itu sendiri. Kelompok yang berfungsi secara efektif dapat
melakukan kontrol yang mantap terhadap anggota-anggotanya.
1.2.3
Jenis-jenis dari Strategi Pembelajaran
1) Strategi Pembelajaran
Langsung (Direct Instruction)
Pembelajaran
langsung adalah istilah yang sering digunakan untuk teknik
pembelajaran Ekspositoris , atau teknik penyampaian semacam kuliah (sering
juga digunakan istilah “chalk and talk ”). Strategi pembelajaran langsung
merupakan bentuk dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher
centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam staretgi ini guru memegang
peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi
pembelajaran secara terstruktur. Diharapkan apa yang disampaikan itu dapat
dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik
(academic achievement) siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah dan demonstrasi
merupakan bentuk-bentuk strategi pembelajaran langsung.
2) Strategi Pembelajaran
Cooperative Learning
Cooperative Learning
adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses kerja sama dalam
suatu kelompok yang biasa terdiri atas 3 sampai 5 orang siswa untuk mempelajari
suatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas. Strategi pembelajaran
Cooperative Learning mulai populer akhir-akhir ini. Melalui
Cooperative Learning siswa didorong untuk bekerja sama secara
maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya. Kerja sama di sini dimaksudkan
setiap anggota kelompok harus saling bantu. Yang cepat harus membantu yang lambat
karena penilaian akhir ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Kegagalan
individu adalah kegagalan kelompok, dan sebaliknya keberhasilan individu adalah
keberhasilan kelompok. Oleh karena itu, setiap anggota harus memiliki tanggung
jawab penuh terhadap kelompoknya. Beberapa penulis seperti Slavin, Johnson,
& Johnson, mengatakan ada komponen yang sangat penting dalam strategi
pembelajaran cooperative yaitu kooperatif dalam mengerjakan tugas-tugas
dan kooperatif dalam memberikan dorongan atau motivasi. Slavin, Abrani,
dan Chambers (1996) berpendapat bahwa belajar melalui kooperatif dapat
dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu perspektif sosial, perspektif
perkembangan kognitif dan perspektif elaborasi kognitif. Perspektif motivasi,
artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap
anggota kelompok akan saling membantu. Dengan demikian keberhasilan setiap
indivindu pada dasarnya adalah keberhasilan kelompok. Hal semacam ini akan
mendorong setiap anggota kelompok untuk memperjuangkan keberhasilan
kelompoknya. Perspektif sosial artinya bahwa melalui kooperatif setiap
siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua
anggota kelompok memperoleh keberhasilan. Bekerja secara tim dengan
mengevaluasi keberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang bagus, di
mana setiap anggota kelompok menginginkan semuanya memperoleh keberhasilan
Perspektif perkembangan kognitif
artinya bahwa dengan adanya interaksi antara anggota kelompok dapat
mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi.
Elaborasi kognitif, artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk memahami dan
menimba informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya.
3) Strategi Pembelajaran
Problem Solving
Mengajar
memecahkan masalah berbeda dengan penggunaan pemecahan masalah sebagai suatu
strategi pembelajaran. Mengajar memecahkan masalah adalah mengajar bagaimana
siswa memecahkan suatu persoalan, misalkan memecahkan soal-soal matematika.
Sedangkan strategi pembelajaran pemecahan masalah adalah teknik untuk membantu
siswa agar memahami dan menguasai materi pembelajaran dengan menggunakan
strategi pemecahan masalah. Dengan demikian perbedaan keduanya terletak pada
kedudukan pemecahan masalah itu. Mengajar memecahkan masalah berarti pemecahan
masalah itu sebagai isi atau content dari pelajaran, sedangkan pemecahan
masalah adalah sebagai suatu strategi. Jadi, kedudukan pemecahan masalah hanya
sebagai suatu alat saja untuk memahami materi pembelajaran. Ada beberapa
ciri strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah:
Pertama , siswa bekerja secara
individual atau bekerja dalam kelompok kecil;
Kedua , pembelajaran ditekankan
kepada materi pelajaran yang mendukung persoalan-persoalan untuk dipecahkan dan
lebih disukai persoalan yang banyak kemungkinan cara pemecahanya;
Ketiga , siswa mnggunakan banyak
pendekatan dalam belajar;
Kempat , hasil dari pemecahan
maslah adalah tukar pendapat (sharing ) di antara semua siswa.
4) Strategi Mengulang
Strategi
mengulang sederhana digunakan untuk sekedar membaca ulang materi tertentu untuk
menghafal saja. Contoh lain dari strategi sederhana adalah menghafal nomor
telepon, arah tempat, waktu tertentu, daftar belanjaan, dan sebagainya. Memori
yang sudah ada di pikiran dimunculkan kembali untuk kepentingan jangka pendek,
seketika, dan sederhana. Penyerapan bahan belajar yang lebih
kompleks memerlukan strategi mengulang kompleks. Menggarisbawahi ide-ide kunci,
membuat catatan pinggir, dan menuliskan kembali inti informasi yang telah
diterima merupakan bagian dari mengulang kompleks. Strategi tersebut tentunya
perlu diajarkan ke siswa agar terbiasa dengan cara demikian.
5) Strategi Elaborasi
Strategi
elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi
lebih bermakna. Dengan strategi elaborasi, pengkodean lebih mudah dilakukan dan
lebih memberikan kepastian. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi
baru dari memori di otak yang bersifat jangka pendek ke jangka panjang dengan
menciptakan hubungan dan gabungan antara informasi baru dengan yang pernah
ada. Beberapa bentuk strategi elaborasi adalah pembuatan catatan,
analogi, dan PQ4R. Pembuatan catatan adalah strategi belajar yang menggabungkan
antara informasi yang dipunyai sebelumnya dengan informasi baru yang didapat melalui
proses mencatat. Dengan mencatat, siswa dapat menuangkan ide baru dari
percampuran dua informasi itu. Analogi merupakan cara belajar dengan
pembandingan yang dibuat untuk menunjukkan persamaan antara ciri pokok benda
atau ide, misalnya otak kiri mirip dengan komputer yang menerima dan menyimpan
informasi. P4QR merupakan strategi yang digunakan untuk membantu siswa
mengingat apa yang mereka baca. P4QR singkatan dar Preview (membaca selintas
dengan cepat), Question (bertanya), dan 4R singkatan dari read, reflect,
recite, dan review atau membaca, merefleksi, menanyakan pada diri sendiri, dan
mengulang secara menyeluruh. Strategi PQ4R merupakan strategi belajar elaborasi
yang terbukti efektif dalam membantu siswa menghafal informasi bacaan.
6) Strategi Organisasi
Strategi
organisasi membantu pelaku belajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru
dengan struktur pengorganisasian baru. Strategi organisasi terdiri atas
pengelompokan ulang ide-ide atau istilah menjadi subset yang lebih kecil.
Strategi tersebut juga berperan sebagai pengindentifikasian ide-ide atau fakta
kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar. Bentuk strategi organisasi
adalah Outlining, yakni membuat garis besar. Siswa belajar menghubungkan
berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama. Mapping, yang
lebih dikenal dengan pemetaan konsep, dalam beberapa hal lebih efektif daripada
outlining. Mnemonics membentuk kategori khusus dan secara teknis dapat
diklasifikasikan sebagai satu strategi, elaborasi atau organisasi. Mnemonics
membantu dengan membentuk asosiasi yang secara alamiah tidak ada yang membantu
mengorganisasikan informasi menjadi memori kerja. Strategi Mnemonics terdiri
atas pemotongan, akronim, dan kata berkait.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Strategi Pembelajaran - Secara
umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan
dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikn sebagai pola-pola umum
kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan.
2. Pengelolaan kelas dalam strategi pembelajaran, Kegiatan
guru didalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola kelas. Ngelolaan
Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai
tujuan-tujuan seperti menelaah kebutuhan-kebutuhan siswa, menyusun rencana
pelajaran, menyajikan bahan pelajaran kepada siswa, mengajukan pertanyaan
kepada siswa, menilai kemajuan siswa adalah contoh-contoh kegiatan mengajar.
3. Jenis-jenis
strategi pembelajaran,
Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction), Strategi Pembelajaran
Cooperative Learning, Strategi Pembelajaran Problem Solving, Strategi Mengulang, Strategi Elaborasi, Strategi Organisasi
Daftar
pustaka
http://www.sarjanaku.com/2011/03/strategi-pembelajaran.html
(diakses 10 desember 2012)
http://anharululum.blogspot.com/2012/04/jenis-jenis-strategi-pembelajaran.html
(diakses 10 desember 2012)
. Hasibuan,J.J.
1988. Petunjuk Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT Remadja Karya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar